Foto Cover

Sejarah Program Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan dan Budristek?

Merdeka Belajar adalah salah satu program unggulan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang bertujuan untuk memberikan kebebasan dan kewenangan kepada para pelaku pendidikan dalam mengembangkan potensi diri dan menghadapi tantangan masa depan. Program ini diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim pada 4 Desember 2019 sebagai bagian dari reformasi pendidikan nasional.

Program Merdeka Belajar memiliki lima pilar utama, yaitu:

Merdeka Belajar: Kampus Merdeka. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengambil 20 persen dari total sks di luar kampus, baik melalui magang, penelitian, pengabdian masyarakat, studi independen, atau pertukaran pelajar.

Merdeka Belajar: Sekolah Merdeka. Program ini memberikan kewenangan kepada sekolah untuk menentukan kurikulum, metode pembelajaran, penilaian, dan pengembangan kompetensi guru sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, lingkungan, dan tantangan zaman.

Merdeka Belajar: Guru Penggerak. Program ini memberikan bantuan dana tunjangan profesi sebesar Rp 1 juta per bulan selama tiga tahun kepada guru-guru berprestasi yang bersedia menjadi agen perubahan di sekolah-sekolah yang membutuhkan.

Merdeka Belajar: Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afirmasi dan BOS Kinerja. Program ini memberikan tambahan dana BOS kepada sekolah-sekolah yang berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), serta sekolah-sekolah yang memiliki kinerja baik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Merdeka Belajar: Kartu Prakerja. Program ini memberikan bantuan biaya pelatihan sebesar Rp 3,55 juta kepada para pencari kerja, pekerja terdampak PHK atau usaha terdampak pandemi Covid-19, serta pekerja informal yang ingin meningkatkan keterampilan dan kompetensi.

Program Merdeka Belajar didasarkan pada filosofi bahwa setiap individu memiliki hak untuk belajar sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Program ini juga mengakui bahwa setiap individu memiliki keunikan dan keberagaman yang harus dihargai dan dikembangkan. Oleh karena itu, program ini mengutamakan prinsip-prinsip fleksibilitas, relevansi, keterbukaan, kolaborasi, inovasi, dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pendidikan.

Salah satu upaya Kemendikbudristek untuk mendukung program Merdeka Belajar adalah dengan mengembangkan aplikasi Merdeka Mengajar12, yang merupakan superapp pendidikan yang dirancang untuk membantu guru mengajar, mengembangkan kompetensi, dan bekerja lebih baik. Aplikasi ini menyediakan berbagai produk pendidikan, seperti produk penilaian siswa, produk perangkat mengajar, video inspiratif, pelatihan mandiri, dan bukti kerja saya2.

Selain itu, Kemendikbudristek juga mengajak sekolah-sekolah untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan pilihan masing-masing3. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang berbasis pada kompetensi abad 21 yang meliputi literasi dasar (membaca, menulis, berhitung), literasi digital (menggunakan teknologi informasi dan komunikasi), literasi sosial (berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain), literasi emosional (mengelola emosi diri dan orang lain), dan literasi kognitif (berpikir kritis, kreatif, dan inovatif). Kurikulum Merdeka juga memberikan ruang bagi siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan bakatnya melalui pilihan mata pelajaran, proyek, atau kegiatan ekstrakurikuler. Kurikulum Merdeka diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa, serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan masa depan.

Foto Content

Komentar (0)

    Belum ada komentar.

Silahkan Masukan Komentar Anda Dibawah!

Kami menghargai sekali setiap komentar yang Anda berikan. Kami akan me-review komentar Anda terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Setiap item wajib diisi!